Gua batu atau juga dinamakan
Kalas Kek Pateh Angakng yang terletak di Doriq (gunung) Sedayakng mempunyai
cerita tersendiri. Kek Pateh Angakng diyakini sebagai penunggu Gunung ini.
Sedangkan adiknya bernama kek Pateh Asatn berdiam di gunung Jabe-Sajatn. Cerita
keangkeran Kalas Pateh Angakng ini sejak dulu sudah menjadi rahasia umum. Namun
kemudian bisa ditaklukan berkat kesaktian seorang Boretn yang sidi mani.
Hal
ini tejadi setelah beberapa dekade setelah kejadian penaklukan Macatn Timpakng ini, keganasan para
penghuni Kalas Kek Pateh Angakng masih angkuh. Seringkali mengganggu manusia
dalam menjalankan aktivitas. Suatu ketika ada seorang Boretn Komakng Tubaq (tabib Komakng Tubaq) yang sakti bernama Kek
Canak. Dia pun berencana menaklukan Goa ini agar penghuninya tidak lagi
mengganggu manusia.
Goa Batu : Goa
Seperti ini seringkali
ditemui di setiap pegunungan
Sumber phto :
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/
wisata/dest-det.php?id=276&lang=id
|
Maka
dipersiapkanlah sebelum berangkat kesana. Dibawanya seorang Pabayu (assisten) untuk memukul Katobokng (gendang kecil) berjalanlah
mereka memasuki goa ini sambil memukul Katobokng
menyusuri hingga kedalamnya. Dalam penglihatan kek Cabak didalam sana bukanlah batu
melainkan sebuah rumah Betang yang sangat panjang,penghuninya sangat banyak
sekali. Mereka berjalan melintasi bagian Sidok
(bagian teras) berjalan menyusurinya namun sang Pabayu tidak melihat apa-apa.
Semua
orang yang ada di Padokng( serambi/bagian
pendopo) berlarian berhamburan keluar. Sampailah mereka di bagian ujung rumah,
tinggalah terdapat seorang kakek yang berjanggut putih panjang sedang mengerjakan
bubu. Dia pun berujar bahwa yang sering mengganggu manusia itu adalah para
cucunya dan dia berjanji akan memarahi mereka jika berani mengganggu manusia
lagi. Sejak “penaklukkan” oleh kek Cabak itu kondisi pun aman tidak ada lagi
gangguan oleh macan terhadap masyarakat sekitar.
Hingga
kini untuk menghormati kek Pateh Angakng dan kek Pateh Asatn sering dipanggil
dalam berbagai ritual adat khususnya dalam prosesi Ngantirok
(doa memberi makan terhadap seisi alam semesta). Dengan demikian hubungan
manusia dengan mahkluk diluar manusia dan alam
bisa menjadi harmonis dan tentram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar