Bagi
masyarakat suku Dayak di Kalimantan perkawinan memegang peranan yang amat penting
dan sangat sakral. Karena itu, tidak heran prosesi dalam acara perkawinan
dilakukan dengan meriah dan membutuhkan persiapan yang sangat matang. Nah,
begitu juga dengan Dayak Semanakng di wilayah Kab. Ketapang, Kalimantan Barat,
prosesi perkawinan adat dilaksanakan dengan begitu meriah.
KAMIS, (3/1/2013) silam bertempat di Balai Semandang,
Kec.Simpang Hulu- Ketapang, diadakan upacara perkawinan adat Ngalu Dayak Semanakng. Meskipun rintik-rintik
hujan yang mulai turun membasahi sore itu, tetapi tak menyurutkan niat ratusan
masyarakat sekitar untuk datang langsung menyaksikan jalanya acara tersebut. Kalau
diterjemahkan dengan bahasa Indonesia Ngalu berarti sambut atau penyambutan
terhadap para tamu.
Acara Ngalu ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan
dalam prosesi adat perkawinan dalam suku Dayak Semanakng. Dan sudah dilakukan
secara turun temurun, tetapi tidak semua pihak bisa melakukan kegiatan prosesi
Ngalu. Hal ini tergantung dengan kemampuan ekonomi keluarga penyelenggara
pernikahan tersebut. Prosesi adat Ngalu dilakukan saat menyambut kedatangan
para Lamaku (para saksi), pihak
keluarga salah satu mempelai baik itu dari pihak laki-laki ataupun perempuan yang
sudah pulang dari acara Miak Baya
(Menjemput) dari kediaman salah satu mempelai.
Ngalu : Menyambut mempelai dengan tuak |
Bagi masyarakat Dayak Semanakng Miak Baya ini biasa
dilakukan ke rumah mempelai wanita dan memegang peranan yang amat penting untuk
harus dilakukan seperti pada pernikahan adat kali ini, yakni antara Rinto dari
Balai Semandang dan Hesty dari Kelam, Kab.Sintang. Namun sehari sebelumnya,
pihak Lamaku dari keluarga mempelai pria sudah pergi menjemput pihak keluarga mempelai
wanita ke daerah Kelam. Untuk menyambut saat kedatangan mereka kembali beserta
kerabat keluarga inilah biasanya disambut dengan upacara Ngalu.
Saat tiba di kampung Balai Semandang, rombongan dari
mempelai wanita tidak diperkenankan untuk langsung memasuki rumah kediaman
mempelai pria. Mereka diharuskan untuk berhenti di sebuah tempat tersedia yang
dinamakan Balai Pemapak (Balai
pemberhentian). Disinilah sebagai tempat berbagai persiapan bagi mereka sebelum
memasuki area kediaman mempelai pria, termasuklah mandi, makan, mempersiapkan
pakaian dan persiapan lainnya. Bagi pengantin juga diharuskan memakai pakaian
adat setempat.
Sekitar pukul 17.00 WIB, rombongan dari mempelai wanita dan
keluarganya beserta para Lamaku pun
diperkenankan untuk masuk. Mereka berjalan beriringan sambil dipayungi menuju
kediaman tempat berlangsungnya acara resepsi. Sementara itu, dentuman
bunyi-bunyian dan music tradisional gong dan gendang terus bertalu-talu sebagai
pertanda rombongan sudah memasuki kediaman mempelai pria.
Didepan pintu kediaman mempelai pria sudah berjejer berbaris
ratusan para Pengalu (penyambut) mereka terdiri dari para ibu-ibu, anak-anak
muda serta para orang tua pun tampak antusias. Tarian-tarian juga turut
mengiringi didepan rombongan yang disambut. Di barisan terdepan para Pengalu
sudah menunggu dua orang wanita yang berpakaian adat sambil memegang cangkir
maupun mangkok yang berisi tuak (minuman yang terbuat dari beras ketan kemudian
di beri ragi), mereka bertugas sebagai kepala Ngalu. Mereka siap menyambut
kedatangan rombongan dengan suguhan tuak.
Akhirnya rombongan yang ditunggu pun tiba, mereka langsung
di sambut oleh kepala Ngalu sambil menari seraya menyuguhkan minuman tuak di
cangkir dan mangkok sebagai pertanda selamat datang di kediaman mempelai pria. Setiap
rombongan yang ikut dalam barisan mempelai tadi disambut dengan suguhan minuman
tuak. Perlahan-lahan barisan rombongan pun mulai memasuki rumah kediaman
mempelai pria.
Pada saat prosesi Ngalu ini terjadi interaksi yang akrab
antara para Pengalu dan yang datang dialu. Pengalu berusaha memberikan suguhan
minuman tuaknya, caranya dengan memberikan cangkir ataupun bambu yang berisi
tuak ke mulut setiap orang yang melewati hadapannya. Para tamu yang datang pun
juga harus mencicipi setiap minuman yang ada itu tadi, meskipun hanya sekedar
meminum sedikit saja.
Tak jarang para tamu yang enggan meminum tuak yang
disuguhkan kadang di tumpahkan ke baju mereka sedikit sebagai pertanda
persahabatan dan keakraban. Diakhir barisan para pengalu tadi juga ada yang
namanya Ikok Pangalu (penutup
penyambut), tugas mereka pun hampir sama dengan kepala Ngalu. Mereka bertugas
sebagai penutup didalam menyambut para rombongan tadi.
Setelah semua rombongan memasuki kediaman mempelai pria,
mereka di pun diperkenankan untuk duduk mengitari tempat yang dinamakan Domong Dabokng, yakni air tuak yang
disimpan didalam wadah yang ditutup dengan kain putih. Namun sebelum dibukanya
Domokng Dabokng terlebih dahulu mereka di hidangkan dengan menu makan malam.
Setelah selesai santapan makan malam, maka tibalah saatnya
dilakukan upacara berikutnya, yakni pembukaan Domong Dabokng. Sebelum dibuka
maka para ibu-ibu dan sejumlah orang yang ditunjuk menari-nari mengelilingi
para tamu seraya mengajak mereka untuk ikut menari bersama. Tak lama kemudian
dibukalah kain putih yang didalamnya sudah tersedia beberapa wadah yang berisi
tuak.
Tak berhenti disitu saja masing-masing para penari tadi juga
mengangkat wadah yang berisi tuak kemudian menyuguhkannya. Pertama-tama tuak
disuguhkan kepada rombongan dari mempelai wanita beserta para Lamakunya.
Tuak yang terdapat didalam Domong Dabokng tadi tidak hanya di suguhkan kepada rombongan dari mempelai wanita, namun para undangan yang hadir juga turut diberikan untuk sekedar mencicipi serta sebagai pertanda turut serta menyambut tamu yang datang dari jauh.
Tuak yang terdapat didalam Domong Dabokng tadi tidak hanya di suguhkan kepada rombongan dari mempelai wanita, namun para undangan yang hadir juga turut diberikan untuk sekedar mencicipi serta sebagai pertanda turut serta menyambut tamu yang datang dari jauh.
Begitulah seterusnya sampai air tuak tersebut habis barulah
prosesi Ngalu selesai. Bagi orang yang diberikan kesempatan untuk mencicipi
tuak tersebut, merupakan suatu kehormatan bagi mereka. Sebab tuak-tuak yang disuguhkan
itu merupakan hasil seleksi terhadap air tuak yang ada, jadi tentu saja air
tuak yang sangat baik dan berkualitas tinggi.
Domong Dabokng :Menghadap domong dabokng |
Sekarang ini acara Ngalu tidak hanya dipraktekkan saat pesta
perkawinan namun juga kerapkali di langsungkan saat menyambut tamu-tamu penting
yang datang ke wilayah Semandang. Semoga saja meskipun makin majunya arus
teknologi dan informasi sekarang ini, kearifan local Ngalu yang unik tetap
terus dijaga kelestariannya demi anak cucu mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar