Pages

Sabtu, 26 Januari 2013

Ngalu : Penyambutan Tamu Ala Dayak Semanakng


Bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan perkawinan memegang peranan yang amat penting dan sangat sakral. Karena itu, tidak heran prosesi dalam acara perkawinan dilakukan dengan meriah dan membutuhkan persiapan yang sangat matang. Nah, begitu juga dengan Dayak Semanakng di wilayah Kab. Ketapang, Kalimantan Barat, prosesi perkawinan adat dilaksanakan dengan begitu meriah.

KAMIS, (3/1/2013) silam bertempat di Balai Semandang, Kec.Simpang Hulu- Ketapang, diadakan upacara perkawinan adat Ngalu Dayak Semanakng. Meskipun rintik-rintik hujan yang mulai turun membasahi sore itu, tetapi tak menyurutkan niat ratusan masyarakat sekitar untuk datang langsung menyaksikan jalanya acara tersebut. Kalau diterjemahkan dengan bahasa Indonesia Ngalu berarti sambut atau penyambutan terhadap para tamu. 

Acara Ngalu ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam prosesi adat perkawinan dalam suku Dayak Semanakng. Dan sudah dilakukan secara turun temurun, tetapi tidak semua pihak bisa melakukan kegiatan prosesi Ngalu. Hal ini tergantung dengan kemampuan ekonomi keluarga penyelenggara pernikahan tersebut. Prosesi adat Ngalu dilakukan saat menyambut kedatangan para Lamaku (para saksi), pihak keluarga salah satu mempelai baik itu dari pihak laki-laki ataupun perempuan yang sudah pulang dari acara Miak Baya (Menjemput) dari kediaman salah satu mempelai. 
Ngalu : Menyambut mempelai dengan tuak

Bagi masyarakat Dayak Semanakng Miak Baya ini biasa dilakukan ke rumah mempelai wanita dan memegang peranan yang amat penting untuk harus dilakukan seperti pada pernikahan adat kali ini, yakni antara Rinto dari Balai Semandang dan Hesty dari Kelam, Kab.Sintang. Namun sehari sebelumnya, pihak Lamaku dari keluarga mempelai pria sudah pergi menjemput pihak keluarga mempelai wanita ke daerah Kelam. Untuk menyambut saat kedatangan mereka kembali beserta kerabat keluarga inilah biasanya disambut dengan upacara Ngalu.

Saat tiba di kampung Balai Semandang, rombongan dari mempelai wanita tidak diperkenankan untuk langsung memasuki rumah kediaman mempelai pria. Mereka diharuskan untuk berhenti di sebuah tempat tersedia yang dinamakan Balai Pemapak (Balai pemberhentian). Disinilah sebagai tempat berbagai persiapan bagi mereka sebelum memasuki area kediaman mempelai pria, termasuklah mandi, makan, mempersiapkan pakaian dan persiapan lainnya. Bagi pengantin juga diharuskan memakai pakaian adat setempat.

Sekitar pukul 17.00 WIB, rombongan dari mempelai wanita dan keluarganya beserta para Lamaku pun diperkenankan untuk masuk. Mereka berjalan beriringan sambil dipayungi menuju kediaman tempat berlangsungnya acara resepsi. Sementara itu, dentuman bunyi-bunyian dan music tradisional gong dan gendang terus bertalu-talu sebagai pertanda rombongan sudah memasuki kediaman mempelai pria.

Didepan pintu kediaman mempelai pria sudah berjejer berbaris ratusan para Pengalu (penyambut) mereka terdiri dari para ibu-ibu, anak-anak muda serta para orang tua pun tampak antusias. Tarian-tarian juga turut mengiringi didepan rombongan yang disambut. Di barisan terdepan para Pengalu sudah menunggu dua orang wanita yang berpakaian adat sambil memegang cangkir maupun mangkok yang berisi tuak (minuman yang terbuat dari beras ketan kemudian di beri ragi), mereka bertugas sebagai kepala Ngalu. Mereka siap menyambut kedatangan rombongan dengan suguhan tuak.  

Akhirnya rombongan yang ditunggu pun tiba, mereka langsung di sambut oleh kepala Ngalu sambil menari seraya menyuguhkan minuman tuak di cangkir dan mangkok sebagai pertanda selamat datang di kediaman mempelai pria. Setiap rombongan yang ikut dalam barisan mempelai tadi disambut dengan suguhan minuman tuak. Perlahan-lahan barisan rombongan pun mulai memasuki rumah kediaman mempelai pria.

Pada saat prosesi Ngalu ini terjadi interaksi yang akrab antara para Pengalu dan yang datang dialu. Pengalu berusaha memberikan suguhan minuman tuaknya, caranya dengan memberikan cangkir ataupun bambu yang berisi tuak ke mulut setiap orang yang melewati hadapannya. Para tamu yang datang pun juga harus mencicipi setiap minuman yang ada itu tadi, meskipun hanya sekedar meminum sedikit saja.

Tak jarang para tamu yang enggan meminum tuak yang disuguhkan kadang di tumpahkan ke baju mereka sedikit sebagai pertanda persahabatan dan keakraban. Diakhir barisan para pengalu tadi juga ada yang namanya Ikok Pangalu (penutup penyambut), tugas mereka pun hampir sama dengan kepala Ngalu. Mereka bertugas sebagai penutup didalam menyambut para rombongan tadi.

Setelah semua rombongan memasuki kediaman mempelai pria, mereka di pun diperkenankan untuk duduk mengitari tempat yang dinamakan Domong Dabokng, yakni air tuak yang disimpan didalam wadah yang ditutup dengan kain putih. Namun sebelum dibukanya Domokng Dabokng terlebih dahulu mereka di hidangkan dengan menu makan malam.

Setelah selesai santapan makan malam, maka tibalah saatnya dilakukan upacara berikutnya, yakni pembukaan Domong Dabokng. Sebelum dibuka maka para ibu-ibu dan sejumlah orang yang ditunjuk menari-nari mengelilingi para tamu seraya mengajak mereka untuk ikut menari bersama. Tak lama kemudian dibukalah kain putih yang didalamnya sudah tersedia beberapa wadah yang berisi tuak.
Tak berhenti disitu saja masing-masing para penari tadi juga mengangkat wadah yang berisi tuak kemudian menyuguhkannya. Pertama-tama tuak disuguhkan kepada rombongan dari mempelai wanita beserta para Lamakunya. 
Tuak yang terdapat didalam Domong Dabokng tadi tidak hanya di suguhkan kepada rombongan dari mempelai wanita, namun para undangan yang hadir juga turut diberikan untuk sekedar mencicipi serta sebagai pertanda turut serta menyambut tamu yang datang dari jauh.

Begitulah seterusnya sampai air tuak tersebut habis barulah prosesi Ngalu selesai. Bagi orang yang diberikan kesempatan untuk mencicipi tuak tersebut, merupakan suatu kehormatan bagi mereka. Sebab tuak-tuak yang disuguhkan itu merupakan hasil seleksi terhadap air tuak yang ada, jadi tentu saja air tuak yang sangat baik dan berkualitas tinggi.

Domong Dabokng :Menghadap domong dabokng
Meskipun acara Ngalu selesai namun proses acara adat perkawinan tetap berlanjut sampai keesokan harinya. Acara Ngalu merupakan salah satu bagian dari upacara sacral yang dilakukan oleh Dayak Semanakng hingga kini. Ritual memohon doa kepada Tuhan sang pencipta juga dipanjatkan sebelum memulai acara. Tujuannya supaya pelaksanaan prosesi Ngalu berjalan lancar dan para tamu yang akan memasuki rumah kediaman mempelai pria berjalan dengan baik dan tidak diganggu oleh roh-roh jahat.

Sekarang ini acara Ngalu tidak hanya dipraktekkan saat pesta perkawinan namun juga kerapkali di langsungkan saat menyambut tamu-tamu penting yang datang ke wilayah Semandang. Semoga saja meskipun makin majunya arus teknologi dan informasi sekarang ini, kearifan local Ngalu yang unik tetap terus dijaga kelestariannya demi anak cucu mendatang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar